12 February 2016

Mengajar Membuat Lapis Legit Sampai Ke Ubud, Bali


Semua pasti ada maksudnya.

Mengajar membuat kue... cake... itu juga sesuatu yang bukan sehari-hari saya lakukan.
Bukan profesinya.
Tapi diminta mengajar membuat kue/cake?????
Yang betul aja....

Cake yang diminta apa coba???
Lapis legit...
Nah lho... sesuatu banget tentunya.
Lapis legit kan cake mahal.
membuatnya juga gak mudah, bisa bantat bisa meleber keluar dan gak matang.
Diminta mengajar membuat Lapis Legit????
Yang betul aja....

sebenarnya jujur saja, ini Lapis Legit Rainbow yang buat bukan saya saja, tapi bersama asisten saya yang agaknya sebentar lagi jadi atasan saya... si Bungsu


Mengajarnya jauuuuhhhh,
bukan di kotanya (Jakarta)
bukan di planetnya (Bekasi)
diminta mengajarnya di Bali... di Ubud tepatnya.
Diminta mengajar membuat Lapis Legit di Ubud, Bali????
Yang betul aja....

Pemberitahuannya mendadak menurut hitungan saya, tidak sampai 1 minggu.
Antara masih tidak percaya ada yang meminta melakukan hal ini dan
Banyak kegiatan yang jadwalnya sudah ada harus diatur ulang.
Buat seorang yang tidak reguler terbang jauh, ini suatu yang harus dibiasakan (amiiiin).



Ini namanya tantangan,
Ini namanya kepercayaan.

Mari diatur semuanya...
Kesempatan besar untuk saya,
bagaimana beradaptasi dengan tugas 'baru' berbeda dari mengajar siswi SMP, dan konseling serta asesmen para karyawan,
bagaimana saya harus mengatur ulang jadwal yang sudah ada,
bagaimana saya harus menyiapkan keluarga karena seharian saya tinggal,
bagaimana saya harus mengajar, mentransfer ilmu sampai produknya jadi.

Memang awalnya saya khawatir...
Pertama,
membuat sendiri berbeda dengan mengajar ilmu.
Kedua,
Peralatan yang dimiliki berbeda dengan yang biasa saya pakai.
Ketiga,
Ini sekaligus membuat 4 loyang Lapis legit, dalam hitungan waktu kira-kira hanya 6 jam.
Keempat,
Ini pengalaman pertama mengajar membuat Lapis Legit secara profesional.
Tentu banyak komunikasi berjalan antara saya dengan customer saya, baik melalui kenalannya yang menghubungi saya pertama kali dan beliau sendiri.

Bayangkan saya dihubungi pertama kali oleh kenalan ibu yang di Ubud ini,
namanya bu Emily, yang bertempat tinggal di Sydney.
Jadi komunikasi terjalin antara kita bertiga.
Bekasi-Sydney-Ubud

Saya bisa merasakan niat baik beliau-beliau.
Oleh karenanya saya juga gak main-main mempersiapkannya.

Yang ada di benak saya adalah kegembiraan.
Apalagi customer saya berulang kali bilang jangan khawatir...
seperti sudah membaca betapa cemasnya saya untuk menemui beliau...
Oiya, yang akan diberi pengajaran hanya ibu Dewi Sri (nama samaran).

Pada harinya...
saya berangkat dengan Pak Yudi, pembuat oven khusus Lapis Legit (kalau mau pesan bisa hubungi pak Yudi 08129574898).
Ovennya sudah sampai Sydney lho... itu yang dipunyai bu Emily.
Kali ini atas rekomendasi bu Emily, bu Dewi Sri juga memesan pada pak Yudi,
sekaligus minta tolong saya memberitahukan cara pemakaiannya.

Takut penyok2, oven sudah dipacking sedemikian rupa dengan kayu.
Ternyata sesampainya bandara, hal itu tidak bisa diterima kata porternya,
jadi di bongkar lagi oleh pak Yudi...
(aneh ya... sudah dipacking betul dengan fake kayu kok malah gak bisa masuk bagasi pesawat ya?)







Akhirnya bisa masuk dengan model packing di wrap up plastik cling seperti itu.
Dan untung masuk berdua, jadi 26 kg adalah tidak termasuk over baggage... aman.

Berangkat dengan penerbangan paling pagi.


Sampai Bali juga sudah siang, secara kita beda waktu ya.


Saat itu sepertinya cuaca kurang bersahabat.
Kita mendarat di Ngurah Rai saat hujan deras.

hujsn sangat deras

Menurut cerita, setelah kami mendarat, bandara Ngurah Rai ditutup karena masalah safety untuk mendarat.  Banyak yang dialihkan ke Juanda.
Beruntungnya kami ya...
Bayangkan kalau kami harus menunggu dulu di Surabaya. Kapan selesainya 4 loyang Lapis Legit itu.....

Masalahnya Ubud itu jauh dari Denpasar.
Masih untung Bali belum semacet Jakarta.
Jadi masih oke lah... hanya memang lama karena jarak saja.
Berarti makan siang dulu baru kerja bukan?
ya akan selesai sekitar malam hari ini....

Bu Dewi Sri (ya ampun saya mah pengen ketawa aja deh, si ibu gak mau namanya tertulis dengan baik dan benar) ini baik sekali.
Ramah banget. Pengalaman hidupnya banyak. Wawasannya juga luas. Enggak hanya tentang perilaku manusia tiap negara yang di tempatinya. Juga paham tentang produk kuliner yang ada.

Bahan Lapis Legit saja dipertanyakan detil oleh beliau.
Kenapa harus merknya ini, kenapa gak itu? Kalau ganti margarine bagaimana?
Kenapa harus dimasukkan ke kulkas adonannya?
Kenapa pakai oven yang beda? Kenapa pakai loyang yang beda?
Detil dan mendalam.

Beliau memang punya banyak energi, banyak ide dan sangat energetik.
Rumahnya yang luas itu di bangun sendiri oleh dirinya.
Sebagai tenaga arsitek, sebagai insinyur sipil, paham perlistrikan, sebagai disainer interior juga ahli pertamanan.
Barang asesoris interior maupun eksterior dipikirkannya sungguh-sungguh dan detil dan tidak terburu-buru.
Wuiiiihhhh saya mendengarkan ceritanya saja seperti tertular beratus-ratus kalori energi positif juga.
Nganga deh saya...
sayang saya gak boleh terus gitu.
nah kamu di suruh ke situ harus ngapain??? Ngajar kan bukan dengerin cerita kan... heddddeh si Pipin.
Fokus lah...

bunga yang ditanam sendiri dan dirawat dengan baik, direncanakan pertumbuhannya jadi disediakan pagarnya yang dirancang sedemikian rupa....
hahaha masih belum bisa fokus ini si saya...
malah foto-foto rumah bu Dewi Sri...

Beliau rancang sendiri patung 12 shio,
eeeyaaa buka lulusan FSRD Seni Kriya bisa juga ya buat hal yang bagus....


Duuuh ibu... saya terpesona... dasar ndeso ya,
ayoooo fokus lah Pin...

Baiklah pelajaran dimulai dengan efektif karena ibu Dewi Sri sudah menyiapkan semua bahannya,
jadilah... 4 loyang Lapis Legit dikerjakan dengan oven dari pak Yudi,
Jadi dengan bagus tidak meleber kemana-mana sisi-sisinya. Layak jual lah.....

Ini situasi saat saya membuat Lapis Legitnya,

dimulai dari siang hari

sampai malam hari, tetap semangat membuat Lapis Legit

enak deh ini gak eneg.... dan mentul-mentul serta antar layernya jelas garisnya
Terimak asih ya bu,
Sudah percaya kepada saya,
semoga ibu berkenan dengan apa yang saya coba share tentang Lapis Legit,
sejujurnya, malah saya yang kursus dengan ibu ini.
Dapet banyak ilmu baik ilmu hidup juga ilmu tentang memanggang cake dan kue.
Terima kasih ya bu...

saya dengan bu Dewi Sri, ibu yang sangat ramah dan open untuk sharing ilmu

Ini saya sama pak yudi malah di perjalanan kembali ke Jakarta isinya potret-potret melulu bu...
tandanya bahagia bu...
pasti ada maksudnya ya bu kita bisa saling mengenal.




Terima kasih pak Yudi karena kenalan waktu beli oven itu bisa membawa saya sampai Ubud,
terima kasih bu Emily di Sydney, jauh bener ya bu kita berhubungan.

========
Sepulangnya malam itu membuat Lapis Legit,
saya dijemput teman kuliah saya.
Kolega Psikolog dan tinggal di rumahnya di Temesi, Gianyar.
Di sini saya ceritakan pengalaman saya :
"Temesi, Gianyar dan Luhtu's Coffee Shop, Sanur"


2 comments:

  1. Senengnya dapet pengalaman baru ya Pien... sy numpang bilang terima kasih disini ke ibu yg baik hati atas kiriman kuenya yg enak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah disampaikan...
      beliau juga senang chiffon cake nya dimakan dirimu Nie...

      Delete